artikel unhalu

artikel
kaum intelektual, itulah yang melakat dipundak para pemuda yang tak henti-hentinya melangkahkan kaki dari kamar-kamar yang menjadi istana mereka. Jalan H.E.A Mokodompit akan selalu menjadi kenangan, lorong-lorongpun akan menjadi saksi. Bahwa semua itu mampu menginspirasi imajinasi.
Haluoleo telah mengalami rekonstruksi baru dari bangunan fisik gedungnya hingga ekselon jabatan kepemimpinan dari program setudi hingga rektor namun dibalik kemegahan bangunan perkuliahan dan berdiri kokohnya gerbang kampus baru ini saya masih sanksi apakah gerbang yang kokoh itu dan gedung yang megah itu mampu menjadi gerbang emas bagai mahasiswa untuk menunjukan kebolehannya dikencah problematika kehidupan masyarkat Sulawesi Tenggara. Akan mampukah mereka merekonstruksi paradikma berpikir masyarakat yang saat ini terkesan pragmatis dan mampu memperjuangkan kepentingan rakyat yang saat ini terbelenggu dalam kemelaratan namun selalu dimanjakan.
Kesanksian ini semakin kuat dikala aku langsung berbaur atau aktif dalam aktivitas kampus karena ada dilema yang belum terpecahkan hingga saat ini. Kekhawatiran-kekhawatiran yang selalu menghantui adalah berubahnya paradigma gerakan mahasiswa yang mengakibatkan degradasi pergerakan itu sendiri yang berimbas pada krisisnya kepemimpinan mahasiswa dalam pergulatan akademik mapupun percaturan politik kampus
Namun dibalik kekhawatiran tersebut ada tunas-tunas baru yang telah menguncup siap untuk dimekarkan demi menghiasi rekonstruksi Kampus. Tumbuhnya kuncup-kuncup baru dalam gerakan mahasiswa inipun hingga saat ini belum mampu mewarnai karena saat ini masih mempersiapkan diri untuk memekarkan kuncup-kuncup yang masih muda dan masih malu-malu bahkan masih sangat eksklusif itulah dia yang notabenenya bergelar ADK “Semoga Tetap Semangat dan terus Bergerak Menebar Benih-Benih Perbaikan”
Inilah Wajah Mahasiswa paska Reformasi, perubahan ini terjadi bukan karena krisis keteladanan dan bukan karena rendahnya mutu pendidikan yang diterapkan dikampus namun perubahan ini terjadi karena mengikuti Arus yang kebablasan entah itu Demokrasi, Kapitalis, Sosialis, Liberalis bahkan Politik Praktis. Hingga saat ini masih selalu mengagung-agungkan diri dengan mengatasnamakan sebagai kaum reformis baik itu dari kalangan mahasiswa maupun partai politik, dalam hal tersebut mahasiswa saat ini terkesan pragmatis, mudah di domplengi dan tidak mampu mempertahankan idealisnya semua itu hanya demi APLOP-AMPLOP GELAP, bisa jadi ini juga merupakan akibat fatal dari semakin menjamurnya gerakan-gerakan Instan mahasiswa yang tidak didasari oleh visi-misi yang membangun dan komitmen yang kuat dari kader-kadernya dan selalu saja mengatasnamakan Pro Rakyat tapi tidak mengetahui titik persoalan yang dihadapi oleh masyarakat yang sebenarnya, sebagai contoh ketika gerakan mahasiswa turun kejalan untuk berdemonstrasi hanya bermodal ikut-ikutan.
Perubahan terjadi bukan hanya sisi gerakan mahasiswa namun orientasi mahasiswapun untuk menempuh perkuliahan ini sudah berubah, mahasiswa sekarang hanya selalu mengandalkan kamampuannya hanya demi mengejar nilai angka dan mengabaikan nilai pendidikan yang dibangun oleh Tridarma Perguruan Tinggi bahkan kehilangan nilai sepritual, budaya dan seni yang telah tumbuh dan terpendam dalam jiwa masing-masing. Mahasiswa saat ini bangga ketika ditanyakan IPKnya berapa? Menjawab dengan santainya namun penuh dengan kesombongan 3,5, 4,6, 3,7 bahkan samapi 4,0 atau bahkan sebaliknya. Orientasi yang semakin dikejar adalah ingin cepat selesai dapat kerja langsung diterima sebagai Pegawai Negeri, orientasi yang satu inilah yang hingga saat ini belum bisa dirubah, seakan-akan masyarakat Sulawesi tenggara DEMAM oleh Pegawai Negeri. ini menjadi hal yang prioritas dalam cita-cita yang harus dicapai yang selama ini berlangsung turun temurun, sebab dalam pemikiran orang tua “ Pegawai Negeri adalah Pekerjaan Yang Menjanjikan ”. Dan ini telah ditekankanya semenjak si anak menempuh pendidikan, orientasi lain adalah mahasiswa kuliah cepat selesai dapat kerja dengan berlomba-lomba mendaftarkan diri diperusahaan X untuk menjadi karyawan yang ujung-ujungnya hanya menjadi buruh berdasi, mahasiswa Kuliah bukan untuk mengejar cita-cita malahan hanya untuk menghilangkan status “Pengangguran” dan bahkan hanya untuk mendapatkan gelar AKTIVIS MAHASISWA.
Perubahan lain yang terjadi adalah dari kepekaan social dan ekonomi yakni dengan di tandai meningkatnya taraf hidup dan meningkatnya mahasiswa yang apatis terhadap kondisi sekitar, membuat mahasiswa tidak peduli dan peka dengan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat namun selalu saja mahasiswa selalu saja menutupi dirinya dengan berlahan ia menunjukan dirinya dalam sebuah aksi bakti social simbolik yang tak jelas arah dan tujuannya dan tidak ter-follow up dengan baik, begitupun dari kehidupan ekonominya yah…… Mahasiswa sekarang udah gak heran lagilah….. mereka semua bangga menampakan….”sifat Borjuisnya” dengan mengabaikan orang-orang disekelilingnya yang kehidupannya dikalangan ekonomi menengah ke bawah yang semakin hari semakin tersingkirkan. Yang sekarang ini udah gak heran lagi…… kalau mahasiswa ganti-ganti HP, Motor, Mobil dan lain-lain. Dan perubahan ini juga terjadi pada kebiasaan mahasiswa. Sekarang mahasiswa lebih asyik bermain dilapangan dari pada diskusi, lebih gemar menghabiskan waktunya untuk bermain Game, menggosip sana kemari serasa kalau tidak menggosip sekali aja kayak pusing tujuh keliling, dan mengotak-atik HPnya entah menghabiskan pulsa berapa? Ketimbang untuk membaca buku, membaca Koran atau melihat dan mendengarkan warta berita.
Sekarang tidak usah dulu kita berpikir membangun Negara, itu terlalu jauh, membangun daerah dulu dan yang lebih penting mari kita bangun diri kita yakni dengan merekonstruksi paradigma berpikir kita, gerakan kita, orientasi kita, kebiasaan kita, kepekaan sosial dan ekonomi kita melalui lembaga yang kita cintai ini yakni KAMPUS HIJAU HALUOLEO yang mampu berdaya guna dan siap berdaya saing untuk kontribusi daerah kita dan secara tidak langsung kita telah mengokohkan tonggak pembangunan bangsa ini. Sebagaimana cita-cita orang nomor satu Universitas Haluoleo.
Langkah-langkah yang kita akan tempuh dalam perjalanan rekonstruksi mahasiswa ini tidak ada jalan lain kalau bukan kesadaran dari diri piribadi masing-masing. Dengan kesadaran tersebut pastikan akan menumbuhkan semangat-semangat baru yang dibarengi kekuatan potensi yang ada dalam diri kita sehingga mampu membangun hubungan dengan baik antara mahasiswa itu sendiri maupun antara mahasiswa dengan tim pengajar (Dosen). Dengan semangat kebersamaan inilah yang diharapkan mampu membentuk sebuah komunitas yang tidak lain komunitas perubahan, pembaharuan, dan perbaikan.
Namun yang harus diketahui bersama bahwa setiap manusia memiliki kemampuan-kemampuan dasar yang akan menghantarkan kita menuju kesuksesan. Hal ini dapat terjadi jika kemampuan dasar ini dikolaborasikan oleh nilai spiritual, nilai budaya dan seni yang kita miliki. Dan kita selalu konsisten dalam mengerjakan hala-hal yang kecil yang dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dan ini semua dapat diterapkan dalam kehidupan kampus karena ini hanyalah bagian terkecil dari potensi yang kita miliki dalam diri ini.
Sedang potensi di luar sana begitu menggunung dan menanti kita untuk merajut, mulai dari tim pendidik kampus, kita tidak kalah dengan kampus-kampus maju lainnya, memiliki banyak professor dan bahkan sekarang ada beberapa nama yang terdaftar sebagai kandidat professor, Doktor dan kandidat doctor serta magister. Dari segi fasilitas ya saat ini sudah memadai apalagi kampus, baru-baru saja merekonstruksi diri, adanya kebebasan mahasiswa untuk aktif berlembaga, berwirausaha, serta besarnya kesempatan untuk ikut andil dalam berkompetisi dalam akademik dibidang penalaran, olahraga, seni, sastra dan masih banyak lagi potensi-potensi yang bisa dikembangkan.
Kami dari gerakan minoritas ini tetap optimis mampu mewarnai perjalan rekonstruksi mahasiwa dan Kampus hijau dan mengokohkan komitmen bersama untuk bersama-sama menuju H A L U O L E O I M P I A N.
Diposkan oleh kammi komisariat unhalu di 06.31 0 komentar
Minggu, 26 April 2009
opini
Mengapa Harus KAMMI
(Sebuah Refleksi Terhadap Gerakan Mahasiswa Masa Kini)
Oleh: Muhammad Yusuf
Mahasiswa PPKn/Aktifis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

Sesungguhnya akan hadir dikalangan manusia segolongan umat yang senantiasa menyeruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran
Segala puji hanyalah nilik Allah azza wajalla, karena atas segala limpahan rahmat dan karunianya sehingga kita masih diberikan kekuatan iman untuk senantiasa menapaki jalan kebenaran. Shalawat dan salam kepada baginda Rasulullah Saw, kepada para keluarganya, para sahabatnya dan kaum muslimin yang senantiasa komitmen diatas jalan kebenaran.

Aku heran dan ambigu, menatap tingkah sahabatku sang aktifis mahasiswa yang tidak lain dikenal sebagai tokoh pergerakan mahasiswa sudah larut dalam lingkaran setan yang tidak sewajarnya dipertontonkan oleh sang aktifis. Idealisme yang suci nan sakral pun tergadaikan oleh persoalan kepentingan perut yang memberontak dan tidak punya jalan akhir. Realitas gerakan mahasiswa tak secantik lagi bunga mawar yang sedang mekar dipagi hari dan tak sejernih air terjun yang mengalir indah.
Mengapa ini bisa terjadi???
Lagi-lagi bahasa ini cukup mengena hati bagi kalangan aktifis pergerakan mahasiswa, dimana mereka menempatkan uang diatas segala-galanya, karena tidak ada jalan menuju solusi selain cara seperti itu mereka rela jual idealisme, mereka rela masuk dalam area politik praktis, mereka rela memuaskan kepentingan para elit-elit politik tertentu, yang tidak lain demi materi yang sifatnya sesaat.
Lihat aksi-aksi yang mereka lakoni tidak lagi menampakkan kemurnian gerakan mahasiswa, gerakan mahasiswa sudah ternodai akibat perlakuan bejat mereka. Konon katanya aksi mereka adalah aksi moral memperjuangkan aspirasi rakyat, akan tetapi bakar ban sanasini sampai memblokade jalan raya dimana jalanan tersebut adalah dipergunakan untuk lalulalangnya para khalayak ramai yang tidak lain rakyat itu sendiri. Apakah ini sebuah gerakan? Apakah ini seorang kaum intelektualis? lakoni aksi moral yang mengandung muatan politis ! dimana idealisme yang selama ini kita agung-agungkan? Saudaraku mari kita sadar diri untuk kembali kepada khittah perjuangan mahasiswa yang sesungguhnya.
Khittah perjuangan yang murni mesti ada dalam setiap gerakan sehingga tidak mudah terkotak-kotakkan, sehingga itu perlunya ada sebuah gerakan yang senatisa memurnikan kembali gerakan yang ada dan memperlihatkan kepada masyarakat bahwa inilah gerakan mahasiswa yang senatiasa memurnikan gerakannya untuk kemaslahatan umat. Dalam rangka mewujudkan proses bernegara bebas dari jeratan korupsi, kolusi dan nepotisme.
Siapakah Mereka???
Dialah pondasi sekaligus pilar demi membangkitkan ghirah mahasiswa untuk kembali bergerak tanpa tendensi apapun didalamnya, dia cadalah kumpulan mahasiswa muslim mencoba mengatakan kepada Indonesia bahawa inilah arah pergerakan mahasiswa yang senantiasa memurnikan gerakan dalam setiap aksi jalanan yang mereka tekuni dan membuktikan kepada Indonesia bahwa tidak ada aksi blokade jalan atau aksi bakar ban, dan tidak ada aksi jalanan macet dan gerakan yang tidak sarat muatan politis didalamnya. Itulah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia yang berdiri pada perjuangan reformasi di Universitas Muhamadiyah Malang 29 Maret 1998.
Mengapa harus KAMMI???
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia atau yang lebih dikenal dengan KAMMI tampil berada digarda terdepan dalam perjuangan reformasi.KAMMI dalam setiap gerakannya selalu berpedoman kepada nilai-nilai ketauhidan sebagai ruh gerakan. Lahirnya KAMMI juga didasari oleh banyaknya aktifitas gerakan mahasiswa yang keluar dari area gerakan mahasiswa mereka sudah berani masuk dalam wilayah yang sesungguhnya haram untuk dilakoni oleh sebuah gerakan mahasiswa seperti penggadaian idealisme, area politik praktis atau intervensi birokrasi untuk menyewa gerakan mahasiswa, gerakan mahasiswa laksana rental yang menunggu pelanggan datang.
Sudah saatnya memang gerakan mahasiswa harus mengembalikan eksistensi gerakannya, agar tidak terjadi citra buruk dimasyarakat yang mengidentikkan gerakan mahasiswa sebagai gerakan anarkisme yang jauh dari nilai-nilai moralitas. Rubah format gerakan dan kembali kepada gerkan mahasiswa sesungguhnya adalah hak mutlak yang mesti dijalankan karea suara mahasiswa adalah suara jeritan rakyat yang terzholimi oleh pemerintahan otoriter yang kontroversial dan tidak memihak kepada rakyat.
Wahai saudaraku mari sadar diri untuk kembali kepada jalan yang benar, ingat waktu akan senatiasa berputar akan tetapi jalan menuju pemurnian gerakan masih terbuka lebar berubahlah sebelum perubahan itu hilang dan meninggalkan kita semua.

Sudah saatnya arah porgerakan mahasiswa harus kembali kepada jalan dan koridor yang benar, mari kita buka kembali lembaran baru kenurnian gerakan kita.
Hidup Mahasiswa

Wallahu A’lam Bishowwab

Refleksi Perjalanan Lembaga Kemahasiswaan Tataran Universitas
Oleh: Muhammad Yusuf
Aktifis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)
Mahasiswa PPKn FKIP Unhalu

Bunga mawar mekar dipagi hari hadirkan pesona keharuman bagi para pecinta kedamaian
Seuntai asa yang pernah aku torehkan sirna dan kiranya akan bangkit kembali menuju kemenangan

Saya mengajak kepada para pecinta kebenaran untuk kiranya berkontemplasi sejenak seraya merefleksi aktifitas para aktifis dilembaga kemahasiswaan internal kampus tataran universitas lihat dan kemudian tanya kontribusi apa yang telah mereka berikan kepada kita semua apakah ada relisasi ataukah sebatas wacana dan angan-angan belaka.
Lagi-lagi komitmen perubahan yang diwacanakan dalam kampanye monologis dan kampanye dialogis hanyalah sebuah retorika busuk yang dibungkus dengan pemanis buatan yang membuat kita terlelap sejenak dengan nyanyian nina bobo akankah kita terus mendukungnya atau kita lawan dengan bahasa-bahasa kebenaran yang kita miliki.
Sejatinya seorang mahasiswa jangan tinggal diam sudah saatnya kita bangkit dari biusan para pelaku pembohongan untuk kita menggapai perubahan sejati dan membangun sebuah peradaban yang bisa dikenang dengan sebuah kemajuan yang sangat signifikan.
Tongkat peradaban yang indah dan menyejarah yang kita inginkan bukan wcana dan retorika pembohongan tapi bukti nyata bahwa telah dibangun sebuah kejujuran dalam kepemimpinan dibuktikan dengan sebuah karya nyata yang bisa memuaskan dan dapat dinikmati.
Wahai para aktifis mahasiswa pemegang tongkat kepemimpinan lembaga kemahasiswaan sadarkah engkau bahwa sampai saat ini karya nyatamu belum kami nikmati kenapa engkau vakum mana kontribusi yang telah kau berikan pada kami.
Jangan biarkan kepemimpinan ini tak mempunyai arah mari kita bangun kembali menuju karya nyatas dan sebuah perubahan yang besar
Wallahu A’lam Bishowwab

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar